Berjarak di Bandung

Apa kau tahu sebuah kalimat bisa mengubah sekeping hati milik manusia?
Apa kau tahu satu cerita bisa mengubah dunia seseorang?

Bandung tahu jawabnya

Saat ku langkahkan kaki menyusuri kota ini, aku tahu akan ada kenangan di sini
Di setiap sudutnya, kota ini punya cerita, cerita antara kamu dan aku

Aku tak mengerti mengapa perasaanku sepenuhnya selalu ada di kota ini

Katanya, mungkin, Bandung diciptakan saat Tuhan sedang tersenyum
Karena siapa yang tak akan jatuh cinta dengan Bandung? atau siapa yang tak akan jatuh cinta di Bandung?

Kala itu, langit Bandung sedang murung
Menggambarkan perasaanku, saat ku tahu cerita kita kini tinggal kenangan

Langit Bandung sedang menangis
Sejenak tak bisa menampung kenangan ceria bersama matahari
Seakan hujan di Bandung sedang menyampaikan rindu di hati
Menerka perasaan tak berujung padamu yang kini telah pergi
Di setiap rintiknya hanya bisa dimengerti bagi mereka yang merasakan sepi

Saat hujan bicara
Ada diam yang menjerit kepada langit
Meminta hati mewakili perasaan sunyi
Pada tiap tetes air yang jatuh membasahi pipi

Seberapa luas Bandung? 
Hingga ada begitu banyak rindu yang terpendam
Namun tak satu pun temu yang hadir

Bandung, tolong aku
Sampaikan padanya
Aku rindu

Maaf untuk kemarin-kemarin
Maafkan aku yang terlalu megejarmu

Kini, saat aku melangkah sendiri
Aku mencari-cari, kenangan mana yang mungkin terlewati
Di sudut mana lagi aku dapat menemuimu?

Aku sudah pernah memilikimu
Kamu juga sudah pernah menyakitiku

Di setiap doa, di setiap mimpi
Di setiap rasa sakit yang abadi
Dan di setiap rindu yang tak terobati
Selalu ada kamu di dalamnya
Dalam masa lalu yang meyelimuti rasa
Rasa hilang yang hampa

Kini, aku mencoba menerima
Menerima jarak yang semakin hari semakin erat

Kutanamkan dalam benak
Mungkin Tuhan menciptakan jarak agar kita saling menjaga
Agar kita kelak berjumpa dengan cara yang berbeda

Bandung
Memang menyejukkan
Selalu punya sejuta cerita
Untuk siapapun yang pernah singgah
Pasti akan selalu merindukannya

Terima kasih Bandung atas kenangannya.

Comments

Popular posts from this blog

Puisi- Global Warming

Dari Hati yang Terdalam

Menangis dalam Diam