Aku, kamu, kita

Kubuka satu persatu pesan yang pernah masuk di ponselku. Satu pesan dengan nomor yang tak asing terlihat di antara pesan-pesan lain. Kubuka, kubaca, dan aku ingat kala itu. Hanya sebuah pesan sederhana, pesan singkat di pagi hari yang selalu membangunkanku. Pesan singkat sederhana yang meninggalkan secercah senyum sepanjang hari.

Ingat, saat dulu kita sering menghabiskan waktu bersama? Berbagi dan bercerita banyak hal. Belajar untuk saling mengerti, berbagi kebahagiaan dan kesedihan. Ingat saat dulu kau dan aku masih menjadi 'kita'? Saat kau berdiri di depan pintu rumahku, saat kau bernyanyi untukku, ataupun saat-saat lainnya. Sesederhana apapun sesuatu yang kita lakukan, asalkan bersama, semuanya menjadi sesuatu yang berarti.

Kau ingat, saat kita menghabiskan waktu berdua, mengobrol, tertawa, bahkan menangis bersama. Menceritakan apa yang kita alami, dan menertawakan apa yang telah kita lewati. Berbagi layaknya sahabat, melindungi layaknya saudara, mengasihi layaknya orangtua. Kau memegang peran berarti dalam hidupku saat itu.

Kau pernah bilang, jika suatu saat aku dan kamu bukanlah kita lagi, ingatlah hari-hari saat aku dan kamu bersama. Kau bilang, jika nanti aku dan kamu sudah menemukan jalan yang berbeda, jangan biarkan jarak memisahkan kita.

Kini, aku dan kamu sudah bukan kita lagi. Aku dan kamu sudah tidak bersama lagi. Aku adalah aku, dan kamu adalah kamu. Tapi kenapa aku dan kamu tidak seperti yang kau bilang waktu itu? Kau bilang jangan biarkan jarak memisahkan kita, tapi nyatanya? Entah sudah berapa jauh jarak terbentang di antara kita? Entah kau atau aku yang membiarkan jarak ini melebar seiring jalannya waktu?

Kini, aku ingat saat-saat kita yang dulu. Aku ingat semua yang pernah kita lalui, aku ingat semua cerita dan tawa yang pernah kita bagi dulu. Hanya saja, sekarang aku sedang tak berbagi bersamamu, aku tak lagi tertawa bersamamu. Apa kau ingat kita saat itu?

Mengingat kau yang sekarang bukanlah kau yang kala itu aku kenal. Kau telah banyak berubah, begitupun aku. Aku banyak belajar dari apa yang pernah aku alami, aku belajar dari kamu, aku belajar dari hubungan kita dulu, aku belajar menjadi lebih baik untuk kehidupanku yang jauh lebih baik lagi. 

Comments

Popular posts from this blog

Puisi- Global Warming

Dari Hati yang Terdalam

Menangis dalam Diam